
Disclaimer Dulu Nih…
Bukan berarti kamu tidak punya nilai.
Bukan berarti kamu kurang kompeten.
Tapi dalam dunia rekrutmen, kadang detail kecil bisa bikin kamu ke-skip.
Apalagi HR yang harus screening ratusan CV per hari.
Waktu mereka buat baca 1 lamaran? Kadang cuma 6 detik.
Oke, Jadi… Mungkin Karena Ini:
1. Judul Email-mu Gak Jelas
Coba deh cek:
“Lamaran Kerja”
“Apply ya Kak”
“Saya Butuh Kerja!!!”
Yang kayak gini langsung masuk blacklist.
Gunakan format profesional dan to the point:
“Lamaran – Content Writer – Budi Santoso”
“Application for Graphic Designer – Ref: GD2024 – Ayu Rahmawati”
2. Body Email Kosong
Jangan cuma lampirin file lalu berharap HRD paham.
Minimal sapaannya kayak:
“Kepada Yth. Tim Rekrutmen [Nama Perusahaan],
Dengan hormat, saya Budi Santoso mengajukan lamaran untuk posisi… dst.”
Kalau kamu males nulis di body email, kesannya kamu nggak niat.
Padahal surat lamaran itu bukan sekadar formalitas—itu wajah pertamamu.
3. File Tanpa Nama Jelas
HRD nerima file bernama:
CV.docx
Lamaran.pdf
Untitled(1).pdf
Coba bayangin kalau ada 400 file dengan nama yang sama.
Kasian HRD-nya.
Gunakan format seperti:
CV_BudiSantoso_UIUX.pdf
SuratLamaran_AyuR_Accountant2024.pdf
4. Surat Lamaran Terlalu Umum
Copy-paste satu surat lamaran untuk 10 perusahaan?
Ketahuan banget!
Kalimat seperti:
“Saya tertarik bekerja di perusahaan Anda yang bergerak di bidang [….]”
Itu bisa di-skip langsung.
Tunjukkan bahwa kamu benar-benar paham posisi dan perusahaan yang kamu lamar:
“Sebagai penggemar produk digital PT KreasiMaju, saya tertarik mengisi posisi Social Media Officer yang Anda buka…”
5. Tata Bahasa dan Ejaan Berantakan
Masih ada surat lamaran seperti:
“saya ingin mlamar kerja di perusahaan ini karena…”
Huruf kecil semua, tanpa titik koma, dan banyak typo.
Padahal ini representasi dirimu.
Kalau suratnya aja gak rapi, gimana HR percaya kamu bisa kerja rapi?
Gunakan tools seperti Grammarly atau KBBI Online untuk bantu proofread.
6. Terlalu Panjang dan Berputar-putar
HRD gak butuh kisah hidupmu dari TK sampai sekarang.
Cukup sampaikan:
- Siapa kamu
- Kenapa kamu cocok untuk posisi itu
- Kenapa kamu tertarik di perusahaan itu
- Penutup yang sopan dan ajakan untuk follow-up
Idealnya: 1 halaman A4 aja cukup.
7. Desain CV Terlalu Ribet atau Terlalu Kosong
Kita tahu kamu pengen “stand out,”
tapi jangan sampai desain CV-mu bikin mata HRD lelah.
- Terlalu banyak warna neon
- Font lucu-lucu
- Layout acak-acakan
Atau sebaliknya:
- CV cuma isi nama, email, dan pendidikan.
- Tanpa pengalaman, tanpa deskripsi.
Tipsnya:
- Pakai font standar: Calibri, Arial, atau Open Sans
- Gunakan satu warna aksen saja
- Tampilkan pengalaman dan pencapaian secara ringkas
8. Nggak Ikutin Instruksi Lowongan
Kalau lowongan bilang:
“Kirim lamaran dengan subjek: [Nama_Posisi_NamaLengkap]”
Tapi kamu kirim dengan subjek:
“Apply ya”
Ya maaf, kemungkinan langsung di-skip.
Instruksi rekrutmen itu bukan sekadar formalitas.
Itu tes awal—apakah kamu bisa membaca dan mengikuti arahan?
9. Surat Terlalu Fokus pada Diri Sendiri
Coba perhatikan:
“Saya ingin bekerja karena saya ingin berkembang.”
“Saya butuh tempat yang nyaman buat berkarya.”
“Saya ingin mencari penghasilan yang layak.”
Masalahnya:
Perusahaan bukan lembaga sosial yang hanya memikirkan kebutuhan kamu.
Ubahlah sudut pandangnya:
“Saya ingin berkontribusi lewat kemampuan desain visual yang saya miliki agar kampanye marketing perusahaan lebih menarik dan berdampak.”
10. Nggak Ada Portofolio (Padahal Wajib)
Lamar sebagai desainer, copywriter, atau videografer?
Tapi gak lampirin contoh hasil kerja?
Sorry to say… HRD nggak bisa nebak kualitasmu.
Sertakan minimal link ke:
- Google Drive (pastikan aksesnya terbuka!)
- Behance / Dribbble
- Website pribadi
- LinkedIn (kalau relevan)
💡 Jadi, Gimana Solusinya?
Berikut checklist cepat sebelum kamu kirim lamaran kerja:
✅ Subjek email sesuai instruksi
✅ Body email sopan dan singkat
✅ File CV dan surat lamaran jelas namanya
✅ Surat lamaran personal dan tertarget
✅ Bebas typo & bahasa formal
✅ CV ringkas, rapi, dan informatif
✅ Portofolio lengkap
✅ Patuhi instruksi lowongan
Dari Kacamata HRD
Buat kamu tahu, HRD bukan jahat kok 😅
Tapi mereka juga punya beban kerja tinggi, dan waktu terbatas.
Mereka ingin menemukan kandidat yang:
- Serius
- Profesional
- Punya inisiatif
- Paham perusahaan
Dan semua itu tercermin dari… cara kamu menulis dan mengirim lamaran.
Penutup: Jangan Menyerah!
Kalau belum ada panggilan, bukan berarti kamu gagal.
Kadang, tinggal sedikit polesan bisa bikin lamaranmu jauh lebih meyakinkan.
Terus belajar, terus evaluasi, dan jangan gengsi tanya feedback.
Karena dunia kerja itu bukan cuma tentang siapa yang paling pintar.
Tapi siapa yang paling siap.